Petani Bawang Merah Solok Menjerit, Bulog Cuek

By Admin

 

nusakini.com - Jànji memang indah kalau benar ditepati, tetapi tidak begitu pula dengan para petani bawang yang ada di Kabupaten Solo, Agam, Kabupaten Lima Puluh Kota. Para petani bawang di daerah ini sedang menderita karena Bulog hingga saat ini belum datang menolong mereka.

Seorang petàni bawang merah bernama Edward Jamil yang berasal dari desa Alahan Panjang, Kabupaten Solok mènuturkan bahwa saat ini harga bawang meràhnya hanya laku dijual pada harga Rp. 12.000 sd. Rp. 13.000 (ukuran jumbo) dàn super pada harga Rp. Rp. 9000 sd. Rp. 10.000. Padahal menurutnya beberapa bulan yang lalu ketika Mènteri Pertanian datang ke Solok harga Rp. 24.000 sd. Rp. 25.000 dàn pada saat itu Bulog berjanji jika harga jatuh akan dibeli dikisaran harga Rp. 15.000. Namun pada saat harga jatuh Rp. 12.000, petugas Bulog tidak pernah kelihatan dan dicoba dihubungi jawabannya "bèlum ada péintah dari pusat" ujar salah sèorang petugas divre Bulog.

Hal yang sama diceritakan Muknaldi petani bawàng meràh dari Solok. Ia menceritakan bahwa harga didaerahnya sekarang Rp. 11.000 (ukuran jumbo) jatuh katanya dengan sedih kepada media. Dulu katanya, ketika tiga bulan yang lewat sewaktu Menteri Pertanian datang ke Solok, Bulog berjanji akan menbeli bawang merah jika harganya jatuh. Harga yang dijanjikan adalah Rp. 15.000, namun ketika harga jatuh sekarang, "Bulog tidak kelihatan, sepertinya cuek aja dengan derita kami", kata Muknaldi.

Padahal sesuai arahan Presiden Pemerintah harus hadir di tengah petàni ketika ada masalah. Bulog sebagai badan yang telah ditunjuk pemerintah untuk membeli komoditas strategis (beras, bawang, jagung, kedelai) hal ini untuk menjaga kestabilan harga di pasar. 

Yang paling mengherankan buat para petani di Solok ini adalah Para pegawai Bulog tetap bergerilya membeli bawang para petani dengan harga rendah Rp. 11.000.

Ketika dikonfirmasi sekali lagi ke divre Bulog Solok, Jawabannya sama "belum ada perintah dari pusat". (eg/mp)